Humor: A L A M A K oleh naledokin
Musim pandemi seperti sekarang, kerja sama suami istri butuh semakin ditingkatkan. Agar rumah tangga kokoh hadapi musibah internasional ini, leres ta njeh?
Itulah
yang coba dilakukan Pak Satria teruntuk istri tercintanya, Bu Putri. Mengetahui
bahwa sang istri ikut repot membantu ekonomi keluarga dengan jualan berbagai
perlengkapan rumah tangga, Pak Satria pun tergerak hati untuk balas membantu.
Ia siapkan diri menyopiri sang istri mengantar barang-barang pesanan.
Sebagai
suami yang baik hati dan tidak sombong, Pak Satria yang pengusaha makanan dan
minuman kesehatan itu tidak tega melihat sang istri. Biasanya Bu Putri mengantar
pesanan dengan motor matic berikut
bawaan yang aujubileh bikin penuh
boncengan dan juga tempat sela antara setang dengan jok motor. Mana ada suami
baik yang tega melihat pemandangan itu?
Di
satu sisi, Pak Satria senang karena istrinya menerima banyak pesanan. Di sisi
lain, ia tidak tega melihat kerepotan sang istri. Akhirnya, siang itu ia siap
antarkan Bu Putri dengan mobil perak mereka.
“Ke
mana ini, Bu?” Sang suami teladan bertanya rute antar pesanan sambil memastikan
pemanasan mobil berjalan baik. Si istri pun menyebut beberapa titik yang hendak
dituju setelah memastikan semua barang aman di bagasi. Pak Satria menyimak dan
bertanya takut salah dengar.
“Ke
Bu Eko terus ke Mbak Elly?” tanya sang kapten.
“Iya.
Habis itu terus ke rumah Mbak Yuni di Bantul sana.” Sang istri menjawab, mulai
merasa tidak enak.
Pak
Satria pun sejenak terpana. Dari Sleman ke Kota Yogya terus ke Bantul?
“Bune ... itu baru tiga tempat tapi sudah
tiga kota dan kabupaten yang beda. Kamu nggak salah lihat nama pemesannya ta?”
“Enggak, kok. Bener begitu. Kan mereka pesannya juga lebih dari satu. Mbak Elly
bahkan beli untuk dijual lagi ke tetangganya.” Bu Putri membela diri, sedikit
gelisah ketika duduk di sebelah sang suami. Pak Satria menepuk setir mobil
dengan gemas.
“Kamu
sudah hitung berapa biaya transportasinya?” Mesin mobil yang dipanaskan mati. “juga
tenaga, waktu yang habis untuk urus semua pesanan itu?” Kepala Pak Satria menoleh
ke sang istri. Senyum kecut tersungging di sana.
“Lha
awalnya kan perhitungan biaya bensin untuk motor, bukan mobil ....” jawab
perempuan itu tanpa berani melanjutkan. Ia sadar, prinsipnya bahwa silaturahim
lebih penting dari uang atau bisnis memang sudah melekat erat. Ia menikmati
kalau tidak bisa dikatakan hobi bertemu dan berkumpul dengan orang, entah teman
atau pembeli baru yang belum dikenal.
Pak
Satria tepuk jidat. Alamak. Entah
untung atau buntung, hanya Tuhan yang tahu.
Gambar oleh Ryan McGuire dari Pixabay
Komentar
Posting Komentar