Opini: Sate Ayam

 

Nafsu ibarat anak kecil yang selalu merengek untuk dituruti keinginannya. Untuk itulah kita perlu menyapih dan mendidiknya agar menjadi dan selalu muthmainahlah ia.

Itu satu penggal nasihat ustadz yang saya ingat lagi setelah kasus beda pendapat tentang medsos dan platform menulis.

Yang teringat kemudian adalah contoh tentang penyapihan nafsu. Riyadhoh, latihan fisik dan mental agar terbiasa hidup dalam taat adalah sebutan lainnya. 

"Coba kalian beli makanan favorit, terfavorit malah kalau bisa." Ustadz mulai penjelasannya. 

"Apa kira-kira makanan favorit itu? Sate ayam misalnya. Belilah sate saat lapar-laparnya. Kalian sajikan ia di piring, rasakan baunya yang menggoda, bayangkan betapa sedap sate itu sampai ludah tertelan dengan sendirinya. Setelah itu? Kalian berikan sate itu ke orang lain."

Ustadz tersenyum mengakhiri kisah disusul cengiran kami yang mendengar cerita out of the box itu.

Aa Gym pun menasihati hal yang sama. Ketika sedang bermasalah, tidak suka dengan orang lain, berbuat baiklah dengannya, semisal memberi hadiah.

Ide gila lain yang saya dengar ketika berhadapan dengan ustadz, pemateri manajemen hati. Saya bersyukur dipertemukan dengan mereka. Karena honest, hati saya memang butuh manajemen hehe.

Penyapihan nafsu bentuk lain adalah menuruti apa kata hati, kalau bisa setiap bisikan baik nurani.

Semisal sedang asyik baca di Opinia, keluarga minta perhatian, diletakkanlah itu HP*. 

Atau kalau ada lintasan hati jahat, segera 'ditumpas', dinetralisir. Semisal prasangka buruk tanpa data fakta, langsung konfirmasi ke orang bersangkutan kalau bisa dan memungkinkan*.

Well, itu semua latihan manajemen hati bertahun-tahun silam yang akhir-akhir ini mulai saya acuhkan. Butuh perjuangan tersendiri oi. 

Saya bahkan pernah jalan kaki sekian meter dan selalu menundukkan badan hanya untuk menyingkirkan sesuatu di jalan. Entah kerikil, batu, ranting pohon atau sampah. 

Semua demi menuruti apa kata hati. Sampai saya capek sendiri kwikwik. Dulu, melihat kotor sedikit saja, langsung tidak rela, ingin dan segera membersihkan. 

Sekarang? Tetangga harus beritahu bahwa sepetak tanah depan rumah butuh perhatian. Motor pun sudah tidak karuan kotornya. Astaghfirullah.

Dulu, setiap terbersit satu bisikan negatif, langsung terditek dan ternetralisir dengan cepat. Sekarang? Butuh waktu sekian lama untuk menetralkannya. 

Well, itulah yang bisa saya bagi kali ini. Semoga bermanfaat? 

Thank a lot for all appretiation, maaf lahir batin bila ada salah kata dan sikap. 

Have a nice day, A God blesses all of you = GBU πŸ€—

Yogya, Ahad, 18 Desember 2022 pkl 06. 42 WIB

*Note: 

Ini idealnya dan contohnya. Kenyataannya? Blom tentu begitu kwkwkw. Tidak heran postingan saya kehapus tanpa sengaja. Abai dengan kata hati sih.

Maturnuwun, terima kasih sudah berkenan baca, maaf lahir batin bisa ada salah kata sikap, ya?

90 harian lagi Ramadan, sehat semangat bahagia di sana, GBU πŸ€—πŸ™πŸΌπŸ’ͺ🏼

Foto oleh Nyara Aquino: https://www.pexels.com/id-id/foto/daging-lezat-bbq-panggangan-5643427/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

16 Quotes tentang Yakin

15 Quote tentang TENANG

17 Quote tentang MIMPI