Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2021

Cernak: Cahya Nirwana

Gambar
  Cahya dan Nirwana bukanlah nama dua orang anak manusia. Keduanya adalah nama dua kupu-kupu yang cantik. Cahya berbadan kecil tapi gesit dengan warna kuning di sekujur tubuhnya. Sementara Nirwana adalah saudara Cahya. Ia seekor kupu-kupu berbadan agak besar dengan sayap yang berwarna-warni meski geraknya lebih lamban. Mereka hidup di hutan Kerajaan impian. Pagi itu, sinar matahari telah menerobos Rindang pepohonan hutan. Suara ciri-ciri burung terdengar bersahutan. Cahya mengerjapkan mata. Sinar matahari tepat menerpa wajahnya. "Pagi yang indah bukan, Cahya? Aku tunggu kau di luar ya?" Suara lembut Nirwana mengagetkan. Cahya melihat saudaranya tersenyum di ambang pintu. Kupu-kupu mungil itu tersenyum malu. Nirwana sering membangunkannya. Kalau tidak ada Nirwana, Cahya bisa terlambat. Setelah memuji Tuhan dan membersihkan diri, si gesit bergegas terbang keluar. Tepat di ambang pintu, Cahya tertegun. Bibit cemburu, iri itu muncul. Cahya melihat Nirwana terbang dari sat...

Cernak: Wedang Ronde Pak Sregep

Gambar
  “ Aku suka hujan,” kata Sabar. Satria terkejut mendengarnya. Ditatapnya Sabar dengan pandangan heran. Hari ini, hujan kembali datang. Waktu istirahat di sekolah menjadi sedikit berbeda. Kelas yang biasanya hampir kosong ketika istirahat tiba, sekarang masih ramai. Anak-anak kelas empat SD Bintang memilih bermain di kelas. Di tengah keramaian itu, Satria membuka bekal yang dibawa dari rumah. Tadi, sambil menikmati jajanan buatan sang bunda, ia mengeluh betapa tidak enaknya ketika hujan datang. Baju basah, udara dingin, dan ia hanya bisa bermain di dalam kelas atau di dalam rumah. Teman sebangku Satria, si Sabar, hanya mendengar keluhannya. Tetapi begitu berkomentar, ketua kelas empat itu heran. Sabar suka hujan? Sang teman mengangguk, seakan tahu apa yang dipikirkan Satria. Anggukannya mantap diiringi sepotong demi sepotong pisang goreng yang masuk ke dalam mulut. “Kalau hujan datang, Bapak selalu tambah pelanggan. Semakin banyak yang membeli wedang ronde Bapak,” jelas Sa...

Serial Deolinda Part 1: Suara Pecah

Gambar
Deolinda, biasa dipanggil Olin membayangkan dirinya berteriak sekeras-kerasnya di atas karang besar di tepian pantai. Bebas ia berteriak tanpa ada yang memprotes dan merasa terganggu. Ia merasa kesal. Satu jam lebih ia habiskan untuk membuat video pendek berdurasi tiga menit 59 detik. Hasilnya? Suara pecah kembali didapat.  Padahal ia sudah coba cara lain, memakai voice notebook dan narrator's voice . Ternyata, hasilnya sama dengan ketika ia menggunakan suaranya sendiri lewat voice over di aplikasi video maker . Sebersit sedih melintas di hati. "Mungkin ini saatnya kamu belajar ilmu membuat konten video di YouTube, Olin." Suara lembut terdengar.  Gadis itu tetap diam tidak bergerak. Sebuah bantal menutupi wajah ovalnya.  "He he he. Kau pikir mudah alias gampang jadi youtuber? Hah. Kamu kayak anak kecil saja. Mengira semua bisa didapat mudah hanya dengan meminta, berharap atau menangis." Suara sinis sekarang terdengar.  "Rileks Olin. Jangan hiraukan Tatan...

Humor: Simbah is the Best

Gambar
  Di zaman sekarang ini, semua orang sudah bisa membaca dan menulis dengan lancar. Bahkan anak usia TK sudah banyak yang bisa membaca dan menulis. Berbeda dengan zaman baheula, waktu Simbah saya - Mbah Buk- masih kecil   dulu. Saat Jepang masih menjajah negeri ini. Banyak anak di waktu itu yang tidak dapat pendidikan layak. Jangankan sekolah, makan saja susah. Simbah menjadi salah satu dari mereka, para penyandang buta huruf. Beliau tidak bisa membaca dan menulis. Meski begitu, Mbah Buk jago dalam mengingat dan berhitung di luar kepala. Ibu saya yang sempat kuliah di ekonomi UGM saja kalah dalam soal hitung menghitung dengan Simbah . Pernah sekali waktu, Mbah Buk minta si ibu menghitung catatan hutang salah satu pelanggan kredit peralatan rumah tangga di warung kelontong sederhananya. Ada perbedaan hitungan antara Simbah dan Ibu. Setelah dicek lagi, Simbah -lah yang terbukti benar hitungannya. Padahal beliau tidak memiliki catatan wong ndak bisa baca tulis. ...